Rabu, 30 April 2014

Laju Pertumbuhan Penduduk



Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam populasi menggunakan “per waktu unit” untuk mengukurnya. Pertumbuhan penduduk juga menuju pada semua spesies, tapi selalu mengarah kepada manusia dan sering dilakukan secara informal untuk sebutan “demografi nilai pertumbuhan penduduk”.
Maka laju pertumbuhan penduduk dapat diartikan sebagai perubahan jumlah penduduk disuatu wilayah tertentu tiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah dimasa mendatang / masa depan.
·      Faktor – faktor demografi dari laju pertumbuhan penduduk antara lain adalah :
1.        Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).
a.)       Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.)   Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
2.    Kelahiran ( Natalitas )
kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
a.       Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
b.      Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
c.       Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
d.      Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
e.       Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
a.       Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
b.      Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
c.       Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
d.      Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
e.       Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain :
1.      Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.
2.      Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.      Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.      Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.
5.      Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.      Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.      Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia). Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1.    Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2.    Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal hanya sekali ).
3.    Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun.
4.    Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.

Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan, yaitu :
a.    Facundity ( kesuburan )
Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.
b.    Fertility ( fertilitas )
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
1.    Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.
2.    Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (Age Specific Fertiliy Rate = ASFR )
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
Dengan rumus tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi kelahiran.

3. Migrasi
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.
Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
1.      Persediaan sumber daya alam.
2.      Lingkungan social budaya.
3.      Potensi ekonomi.
4.      Alat masa depan
Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.
Berikut adalah rumus dari laju pertumbuhan penduduk:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghIh8_UCC3eOQReCamiSNH1EYhVRRKxGrTFZQOQ90CR21f_-lw9u7gcvdnf9WVFX5H8JrOBWYMVPPGD42Ne0YLROiwd1phD_ZrDrrc9f1mRwGOF8wYwZWkD3IG19QsVthk9QwFtO-wnPFR/s1600/pertumbuhan+penduduk+eksponensial.png

Atau :
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUnhmNZdkek44fFJ-XcmB6xIO7mmQ1swehsqC1LOrMPgWzpHfuPG2L5EFT5au8abhVY7yWh9lOCkeL4mXrM6AqAHdgK1CkE_k9AoHQFSS0rZNHgzT0I_IZjYwJUd6Zwi-b6184_svFr1PH/s1600/laju+pertumbuhan+penduduk+eksponensial.png
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t =  jangka waktu
r =  laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial  yang besarnya 2,718281828

Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. 

Sabtu, 05 April 2014

Sistem Perekonomian Pancasila

DEFINISI SISTEM EKONOMI PANCASILA

Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) merupakan sistem ekonomi yang digali dan dibangun dari nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat Indonesia. Beberapa prinsip dasar yang ada dalam SEP tersebut antara lain berkaitan dengan prinsip kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwujudkan dalam ekonomi kerakyatan, dan keadilan.

Sebagaimana teori ekonomi Neoklasik yang dibangun atas dasar faham liberal dengan  mengedepankan nilai individualisme dan kebebasan pasar juga dibangun atas dasar nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, yang bisa berasal dari nlai-nilai agama, kebudayaan, adat-istiadat, atau norma-norma, yang membentuk perilaku ekonomi masyarakat Indonesia. Suatu perumusan lain mengatakan bahwa “Dalam Demokrasi Ekonomi yang berdasarkan Pancasila harus dihindarkan hal-hal sebagai berikut" :
  • Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan mempertahankan kelemahan structural ekonomi nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.
  • Sistem etatisme dalam arti bahwa negara berserta aparatus ekonomi negara bersifat dominan, mendesak dan mematikan potensi serta daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
  • Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan masyarakat dan cita-cita keadilan sosial.
Seorang pakar senior lain mengatakan bahwa terdapat 5 ciri pokok dari sistem ekonomi Pancasila yaitu :
1.    Pengembangan koperasi penggunaan insentif sosial dan moral.
2.    Komitmen pada upaya pemerataan.
3.    Kebijakan ekonomi nasionalis
4.    Keseimbangan antara perencanaan terpusat
5.    Pelaksanaan secara terdesentralisasi

2.    CIRI – CIRI EKONOMI PANCASILA 
  1. Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.
  2. Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.
  3. Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.
  4. Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.

Jumat, 04 April 2014

Generasi Muda



Penertian Generasi Muda

Generasi Muda adalah terjemahan dari young generation lawan dari old age.Youth mengandung arti populasi remaja/anak muda/pemuda yang sedang membentuk dirinya. Melihat kata "Generasi muda" yang terdiri dari dua kata yang majemuk, kata yang kedua adalah sifat atau keadaan kelompok individu itu masih berusia muda dalam kelompok usia muda yang diwarisi cita-cita dan dibebani hak dan kewajiban, sejak dini telah diwarnai oleh kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan kegiatan politik. Maka dalam keadaan seperti ini generasi muda dari suatu bangsa merupakan "Young Citizen". Pengertian generasi muda erat hubungannya dengan arti generasi muda sebagai generasi penerus.  Yang dimaksud "Generasi Muda" secara pasti tidak terdapat satu definisi yang dianggap paling tepat akan tetapi banyak pandangan yang mengartikannya tergantung dari sudut mana masyarakat melihatnya. Namun dalam rangka untuk pelaksanaan suatu program pembinaan bahwa "Generasi Muda" ialah bagian suatu generasi yang berusia 0 – 30 tahun. usia 18 tahun sudah dianggap dewasa, usia ini dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 21 tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dari segi psikologis dan budaya, maka pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun.usia 18 tahun sudah dianggap dewasa, usia ini dalam menuntut hak seperti hak pilih, ada yang mengambil 21 tahun sebagai permulaan dewasa. Dilihat dari segi psikologis dan budaya, maka pematangan pribadi ditentukan pada usia 21 tahun. Karena yang dimaksud dengan pembinaan dan pengembangan generasi muda dalam usaha ini mencakup semua aspek yang disebutkan diatas, maka generasi muda dalam hal ini adalah manusia yang berumur antara 0 sampai 30 tahun. Sedang yang dimaksud dengan pemuda adalah manusia yang berumur antara 15-30 tahun. Masa transisi dewasa dikenal kemudian dengan generasi peralihan (transisi) yakni mereka yang berumur 30-40 tahun.
Peran generasi muda atau pemuda dalam konteks perjuangan dan pembangunan dalam kancah sejarah kebangsaan Indonesia sangatlah dominan dan memegang peranan sentral, baik perjuangan yang dilakukan secara fisik maupun diplomasi, perjuangan melalui organisasi sosial dan politik serta melalui kegiatan-kegiatan intelektual.




Ciri-Ciri Generasi Muda

1.      Mempunyai jati diri/image/karakter positif Mempunyai semangat juang tinggi dalam artian tahan banting dan tidak mudah putus asa.
2.      Mempunyai gambaran yang jelas tentang masa depanya (berorientasi pada masa depan).
3.      Optimis mengarungi kehidupan.
4.      Yakin dapat mengatasi masalah yang dihadapi.
5.      Penuh harapan dan yakin dapat meraih kehidupan yang lebih baik.
6.      Mampu segera bangkit dari kegagalan dan tidak larut dalam duka berkepanjangan.
7.      Menganggap bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin. Penuh rasa percaya diri.
8.      Mempunyai solidaritas dan kesetiakawanan social yang tinggi. Mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi.
9.      Mempunyai etos kebangsaan dan etos kerja yang baik dan tinggi.
10.  Mempunyai kecintaan pada budaya /culture local tetapi mahir dalam technology terkini.
11.  Mampu bersaing dengan generasi muda di Negara lain dengan berbagai keahlian/skill.
12.  Mampu menjadi motivator bagi sesame generasi muda lainnya.
13.  Mempunyai jiwa innovator, dinamisator, dan informan. Mandiri.
14.  Berpegang teguh pada nilai-nilai dan norma-norma universal yang berlaku di masyarakat.
15.  Tidak berlebihan dan proporsional dalam menanggapi segala sesuatu.
16.  Berpikir positif.
17.  Menerima segala kekurangan dirinya sebagai bagian dari manusia biasa yang tak lepas dari salah dan khilaf.
18.  Menghargai dirinya sendiri dan juga orang di luar dirinya.
19.  Mampu menerima kritikan sebagai bagian dari koreksi untuk kemajuan di masa depan.
20.  Mudah memanfaatkan dan melupakan.
21.  Fokus pada hal-hal yang nyata untuk dilakukan dan bukan meributkan hal-hal yang tidak bisa dilakukan.
22.  Selalu mengevaluasi semua tindakan yang telah dilakukan.
23.  Menghargai kelebihan dan kehebatan orang lain.
24.  Mampu mengendalikan emosi.