Sistem
perekonomian Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi dimana perdagangan,
industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan
membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal bisa melakukan usahanya
untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya demi prinsip tersebut maka pemerintah
tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama tapi intervensi
pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan
pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi
universal yang bisa diterima secara luas. Kapitalisme memiliki sejarah yang
panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak
swasta.
a. Ciri-ciri Ekonomi Kapitalisme
Pengakuan yang luas atas hak-hak
pribadi dimana kepemilikan alat- alat produksi di tangan individu dan Inidividu
bebas memilih pekerjaan atau usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan
“signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.
Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand”
yang mengatur perekonomian menjadi efisien. Motif yang menggerakkan perekonomian
mencari laba Manusia dipandang sebagai mahluk homo- economicus, yang selalu
mengejar kepentingan sendiri. Paham individualisme didasarkan materialisme,
warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).
b. Kebaikan-kebaikan Ekonomi Kapitalisme
Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber
daya dan distribusi barang- barang.Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena
adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya. Pengawasan politik
dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
Kelemahan-kelemahan Ekonomi Kapitalisme Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada
persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
c. Kelemahan Ekonomi kapitalisme
Sitem
kapitalis sebagai suatu sistem yang mayoritas diterapkan dibanyak negara,
termasuk Indonesia, menempatkan uang sebagai sesuatu nilai yang berbeda karena
perbedaan waktu, tempat, kekuatan daya beli masyarakat, dan sebagainya.
Perbedaan ini akan mendorong para spekulan untuk mengambil keuntungan yang
sebesar-besarnya tanpa peduli terhadap nasib orang banyak. Pada umumnya
terdapat dua sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap dan sistem
nilai tukar mengambang. Sistem nilai tukar tetap mengharuskan pemerintah
memelihara cadangan devisa agar nilai tukar tetap stabil dan berada pada posisi
yang diharapkan, sedangkan sistem nilai tukar mengambang, kekuatan permintaan
dan penawaran di pasar valuta asing (valas) akan menentukan nilai suatu mata
uang terhadaap mata uang lainnya.