Selasa, 25 Maret 2014

Sistem Perekonomian Kapitalisme/Liberalisme



Sistem perekonomian Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi dimana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya demi prinsip tersebut maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima secara luas. Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta.
a.       Ciri-ciri Ekonomi Kapitalisme
Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi dimana kepemilikan alat- alat produksi di tangan individu dan Inidividu bebas memilih pekerjaan atau usaha yang dipandang baik bagi dirinya. Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga.
 Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien. Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba Manusia dipandang sebagai mahluk homo- economicus, yang selalu mengejar kepentingan sendiri. Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).
b.      Kebaikan-kebaikan Ekonomi Kapitalisme
Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang- barang.Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya. Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil. Kelemahan-kelemahan Ekonomi Kapitalisme Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
c.    Kelemahan Ekonomi kapitalisme
Sitem kapitalis sebagai suatu sistem yang mayoritas diterapkan dibanyak negara, termasuk Indonesia, menempatkan uang sebagai sesuatu nilai yang berbeda karena perbedaan waktu, tempat, kekuatan daya beli masyarakat, dan sebagainya. Perbedaan ini akan mendorong para spekulan untuk mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa peduli terhadap nasib orang banyak. Pada umumnya terdapat dua sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap dan sistem nilai tukar mengambang. Sistem nilai tukar tetap mengharuskan pemerintah memelihara cadangan devisa agar nilai tukar tetap stabil dan berada pada posisi yang diharapkan, sedangkan sistem nilai tukar mengambang, kekuatan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing (valas) akan menentukan nilai suatu mata uang terhadaap mata uang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar