Teori Solow – Swan
Robert Solow dari MIT dan Trevor Swan dari Australian National
University secara sendiri-sendiri mengembangkan model pertumbuhan
ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama model pertumbuhan Neo-Klasik.
Seperti halnya dengan model Harrod-Domar, model Solow-Swan memusatkan
perhatiannya pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi capital,
kemajuan teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses
pertumbuhan ekonomi.
Walaupun dalam kerangka umum dari model Solow-Swan mirip dengan model
model Harrod-Domar, tetapi model Solow-Swan lebih “luwes” karena :
a. Menghindari masalahy “ketidakstabilan” yang mkemrupakan cirri warranted rate of growth dalam model Harrod-Domar
b. Bisa lebih luwes digunakan untuk menjelaskan masalah-masalah distribusi pendapatan.
Keluesan ini terutama disebabkan oleh karena Solow dan swan
menggunakan bentuk fungsi produksi yang lebih mudah dimanipulasikan
secara aljabar. Dalam model Harrod-Domar, output dan capital dan output
dan tenaga kerja masing-masing dihubungkan oleh satu “fungsi produksi”
dengan koefisien yang tidak bisa berubah, yaitu Qp = hK dan Qn,
= nN. Dalam model Neo-Klasik dari Solow dan Swan dipergunakan suatu
fungsi produksi yang lebih umum, yang bias menampung berbagai
kemungkinan substitusi antara capital (K) dan tenaga kerja (L). Bentuk
fungsi produksi adalah:
Q = F ( K, L )
Yang memungkinkan berbagai kombinasi penggunaan K dan L untuk
mendapatkan suatu tingkat output. Fungsi produksi semacam ini (yang
sering dijumpai dalam teori ekonomi mikro) disebut fungsi produksi Neo-Klasik.
Dalam menggunakan fungsi semacam inilah Solow dan Swan bisa menghindari
masalah “ketidakstabilan” dan mengambil kesimpulan-kesimpulan baru
mengenai distribusi pendapatan dalam proses pertumbuhan (seperti halnya
kaum Klasik).
Dengan digunakannya fungsi produksi Neo-klasik tersebut, ada satu
konsekuensi lain yang penting. Konsekuensi ini adalah bahwa seluruh
factor yang tersedia, baik berupa K maupun berupa L akan selalu terpakai atau tergunakan secara penuh dalam proses produksi.
Ini disebabkan karena dengan fungsi produksi Neo-Klasik tersebut,
berapapun K dan L yang tersedia akan bisa dikombinasikan untuk proses
produksi, sehingga tidak ada lagi kemungkinan “kelebihan” dan
“kekurangan” factor produksi seperti dalam model misalnya, Harrod-Domar
atau Lewis. Posisi “full employment” ini membedakan model Neo-Klasik.
Dengan adanya model Keynesian (Harrod-Domar) maupun model Klasik. Jadi
jelas bahwa penggunaan fungsi produksi Neo-Kalsik sehingga selalu jelas
terdapat ‘full employment’ merupakan cirri utama yang membedakan model
ini dengan model-model pertumbuhan lain.
B. Proses Pertumbuhan Ekonomi
Ada empat hal yang melandasi model Neo-Klasik:
a. Tenaga kerja (atau produk), L, tumbuh dengan laju tertentu, misalnya p per tahun
b. Adanya fungsi produksi Q = F ( K, L ) yang berlaku bagi setiap produksi.
c. Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh
masyarakat yang dinyatakan sebagai proporsi (s) tertentu dari output
(Q0. Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga naik , dan turun
bila Q turun.
d. Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = ∆K. Dalam
model Neo-Klasik tidak lagi dipermasalahkan mengenai keseimbangan S dan
I. Dengan kata lain perkataan permasalahan yang menyangkut “warranted
rate of growth” tidak lagi relevan. Proses pertumbuhan dalam model
Neo-Klasik selalu memenuhi syarat warranted rate of growth, karena S
dinggap selalu sama dengan I. Ada dua masalah pokok yang saling berkaitan yamg perlu dipelajari
mengenai proses pertumbuhan Neo-Klasik ini. Masalah yang pertama
menyangkut pertanyaan: apakah proses tersebut akan membawa perekonomian
pada suatu pola pertumbuhan tertentu dan bisa diramalkan, apakah proses
tersebut berkelan jutan dan sama sekali tidak bisa diduga kemana akan
membawa perekonomian kita ? Dengan kata lain perkataan, apakah proses
pertumbuhan tersebut akan membawa perekonomian pada posisi keseimbangan
jangka panjang (long run equilibrium) atau tidak? Masalah yang kedua menyangkut pertanyaan : Apabila memang ternyata
proses semacam itu akhirnya membawa perekonomian pada posisi
keseimbangan jangka panjangnya, apakah cirri-ciri utama posisi ini ) ?
Khususnya kita bisa menanyakan mengenai apa yang terjadi dengan output,
capital, tenaga kerja, tingkat upah, tingkat keuntungan, dsb pada posisi
long run equilibrium ini?
Jawaban bagi kedua masalah tersebut bisa menjadi landasan bagi ekonom
dalam meramalkan apa yang akan terjadi dalam jangka panjang terhadap
suatu perekonomian, apabila asumsi-asumsi dasar Neo-Klasik tersebut
terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar